Tak terasa, bulan juli sudah diambang mata. Jelang tahun ajaran baru ini, mulai marak promo-promo sekolah dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. Tak pelak, hal ini membuat orangtua mulai merasa galau, terutama bagi yang memiliki anak yang menuju jenjang sekolah formal.
Selepas anak berada di jenjang pendidikan non-formal (TK/RA/PAUD) langkah selanjutnya adalah memasuki jenjang pendidikan SD. Dengan kurikulum yang ada sekarang ini, kelas 1 SD diwajibkan untuk harus sudah bisa membaca. Sehingga hal inilah yang mewajibkan calon pendaftar siswa SD harus dari lulusan TK. Kalaupun bukan lulusan TK, paling tidak usia calon siswa sudah memasuki 7 tahun. Karena bagaimanapun siswa yang pernah mengikuti jenjang pendidikan nonformal, secara output akan lebih mempunyai efek pada saat mengikuti proses belajar mengajar karena sudah memiliki kesiapan, di antaranya :
– Sudah mengenal huruf,
– Sudah mampu menulis,
– Menghitung jumlah gambar,
– Berani mencoba memecahkan masalah,
– Menceritakan dan mengurutkan cerita dari gambar-gambar.
– Sudah mampu duduk tenang dan menyelesaikan tugas- tugas akademik di sekolah SD.
Sehingga lulusan dari jenjang pendidikan nonformal akan memudahkan guru SD di kelas 1.
Terkait dengan kesiapan sekolah, Hurlock (dalam Sulistiyaningsih, 2005) menyatakan bahwa kesiapan bersekolah terdiri dari kesiapan secara fisik dan psikologis (yang meliputi kesiapan emosi, sosial dan intelektual). Seorang anak di katakan telah memiliki kesiapan fisik bila perkembangan motoriknya sudah matang, terutama koordinasi antara mata dengan tangan (visio – motorik) berkembang baik.
Kesiapan emosional sudah dicapai apabila anak secara emosional dapat cukup mandiri lepas dari bantuan dan bimbingan orang dewasa, tidak mengalami kesulitan untuk berpisah dalam waktu tertentu dengan orangtuanya, dapat menerima dan mengerti setiap tuntutan di sekolah, serta dapat mengontrol emosinya seperti rasa marah, takut, dan iri. Selain itu anak harus sudah dapat bekerjasama, saling menolong, menunggu giliran untuk suatu tugas dan sebagainya.
Anak yang telah siap secara sosial akan mudah menyesuaikan diri dengan harapan-harapan dan aturan-aturan di sekolah. Menurut Haditono (1986) kesiapan sosial anak dapat dilihat dari kemampuan menyesuaikan diri terhadap orang yang baru dikenal, seperti guru dan teman-teman barunya.
Kesiapan intelektual telah dimiliki anak apabila anak sudah mampu mengenal berbagai macam simbol untuk huruf, angka, gambar, serta kata-kata yang digunakan untuk menyebut suatu benda, berpikir secara kritis, menggunakan penalaran walaupun masih sederhana dalam memecahkan masalah mampu berkonsentrasi dan memiliki daya ingat yang baik sehingga anak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar (Sulistiyaningsing, 2005)
Kustimah (10-06-2010 ;http://www.pustaka.unpad.ac.id) menyatakan beberapa factor dalam kesiapan sekolah anak meliputi :
- Kesehatan Fisik
Kesehatan yang baik dengan asupan gizi yang seimbang sangat dibutuhkan untuk dapat menunjang kesiapan masuk sekolah. Anak yang sehat akan lebih mudah mencerna pengetahuan yang diajarkan serta bersosialisasi dengan lebih baik, tampil gesit dan bersemangat, baik dalam menerima informasi maupun dalam membina hubungan social dengan guru serta teman -temannya.
. - Usia
Beberapa ahli mengatakan bahwa faktor usia sangatlah penting untuk menentukan kesiapan anak masuk sekolah dasar. Menurut Janke, Comenius, Buhler dan Hetzer dalam buku Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (dalam Kustimah, 2008) menganggap usia 6 tahun sebagai usia yang cukup matang untuk sekolah. Pada usia ini umumnya anak telah memiliki perbendaharaan kata yang cukup banyak, memiliki kemampuan membayangkan seperti anak-anak seusianya, dapat mengemukakan secara verbal ide-ide dan pikiran-pikirannya serta organ-organ indra dan motorik telah terkoordinasi dengan baik.
. - Tingkat Kecerdasan
Kecerdasan/inteligensi merupakan kemampuan seorang anak dalam memahami instruksi verbal teoritis dan menyelesaikan tugas-tugas konkrit praktis dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Anak-anak dengan tingkat kecerdasan yang berfungsi pada tahap rata-rata akan menyelesaikan tugas – tugas tersebut secepat anak-anak seusianya. Adapun anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi akan menyelesaikan tugas-tugas tersebut secara lebih cepat dan sebaliknya anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan rendah akan melaksanakannya dengan lebih lambat. Dengan demikian untuk memasuki dunia sekolah yang memiliki program pembelajaran untuk usia tertentu, maka setidaknya seorang anak memiliki tingkat kecerdasan yang berfungsi pada tahap rata-rata. (Bagaimana agar kecerdasan kognitif dan emosi anak bisa bertumbuh secara seimbang? Mari kita simak artikel ini!)
. - Stimulasi Tepat
Faktor lingkungan terdekat dengan anak sangat berperan dalam menunjang kesiapan anak untuk memasuki sekolah dasar, sehingga potensi perkembangan anak yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal. Orangtua dan guru memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan aspek-aspek yang sangat menunjang kesiapan anak untuk sekolah meliputi semua perkembangan baik perkembangan motorik kasar dan halus, perkembangan bahasa, perkembangan sosial, perkembangan kognitif dan perkembangan emosi anak. (Baca juga: Inilah Permainan Puzzle Yang Dipercaya Mampu Menstimulasi Kecerdasan Anak)
. - Motivasi
Anak yang merasa bahagia biasanya memiliki motivasi baik untuk melakukan sesuatu, serta umumnya melakukan kegiatan didasari oleh tujuan tertentu.(Orang tua perlu memotivasi anak agar mereka bisa lebih percaya diri. Agar anak semakin percaya diri, orang tua perlu menstimulas karakter positif mereka. Semakin cepat karakter positif anak bertumbuh, anak akan semakin bersemangat dalam menjalani hidup. Ini caranya menstimulasi karakter positif anak)
.Demikian sekilas mengenai kesiapan anak memasuki dunia pendidikan formal. Semoga kita sebagai orang tua diberikan sikap yang bijak dalam menentukan masa depan anak kita, tanpa memaksakan kehendak kita sebagai pihak yang dewasa. Senantiasa tuntun anak sesuai kemampuan, potensi dan kemauan anak tanpa mengesampingkan aspek fisik maupun psikologis anak. Anak senang, orangtua pun tak galau. Salam edukasi ramah anak!Ditulis oleh: Nur Fitri Agustin adalah : Pegiat PAUD di TKIT IBNU ABBAS, Talun, Cirebon dan juga mahasiswa PGPAUD UMCSumber gambar: streetwatch.bg
Daftar Pustaka
Haditono, S.R.(1986). Pengasuhan Anak Menuju Kesiapan Masuk SD. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Hurlock. (1980). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Kustimah, (2008). Gambaran Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar Dtinjau dari Hasil T est NS (NijmeegseSchoolbekwaamheids Test). Bandung: Universitas Padjadjaran.
http://www.pustaka.unpad.ac.id. 10-06-2010, 13:30.
Sulisttyaningsing, W (20015), Kesiapan Bersekolah Anak Ditinjau Dari Jenis Pendidikan Pra Sekolah Anak dan Tingkat Pendidikan Orangtua. Jurnal Psikologia. Volume 01 – Juni 2005. Universitas Sumatera Utara.
Penulis: Kak Zepe
Saya adalah salah satu penulis di portal ini, seorang praktisi pendidikan dan pencipta lagu anak. Salam cinta pendidikan... Salam cinta lagu anak... Lihat semua artikel yang ditulis Kak Zepe