Pada saat penerimaan raport, tidak jarang orang tua bertanya kepada gurunya, “Berapa ranking kelas anak saya?” Sebagai pendidik, saya pun merasa miris mendengarnya. Benarkah ranking menjadi penentu kecerdasan dan prestasi anak?
Banyak orang tua mengukur prestasi anaknya hanya dengan cara membandingkan dengan prestasi orang lain. Sistem peringkat kelas atau yang biasanya disebut ranking, hanyalah salah satu tolak ukur kecerdasan anak, yaitu dari sisi akademis anak. Padahal setiap anak tercipta unik. Anak-anak tercipta khas dengan segala keunikan masing-masing. (baca juga: “Cara Agar Kecerdasan Kognitif dan Emosi Anak Bisa Tumbuh Secara Seimbang“)
Sekolah yang menggunakan sistem “tanpa ranking” pada raport adalah sekolah yang benar. Karena sekolah seperti ini memahami tentang psikologi anak. Sekolah ini paham bahwa setiap anak tercipta unik dengan segala ketrampilan, kelebihan, dan talenta masing-masing. Ada banyak hal yang perlu menjadi perhatian dalam menilai anak, yaitu dilihat dari aspek spiritual, emosional, sosial, dan “life skill”.
Agar orangtua memahami prestasi anaknya dari berbagai aspek, maka orang tua perlu rajin dalam menjalin komunikasi dengan pihak sekolah, khususnya guru kelas. Hal ini sangat penting, agar orang tua bisa bertanya kepada guru kelas tentang perkembangan anaknya, misalnya bagaimana hubungan pertemanan dengan siswa lain, bagaimana ia mengelola emosi saat bermasalah dengan temannya, seberapa mampu ia menggunakan waktu untuk mengelola kelas, dan lainnya.
Dengan memahami perkembangan anak dari berbagai aspek, orang tua akan semakin mampu cara mendidik anaknya. Misalnya anak memiliki kelemahan dalam hal bersosialisasi, maka orang tua akan segera melakukan penanganan. Misalnya dengan cara mengajak anak bermain bermain di lapangan, supaya ia mengenal banyak teman lainnya. Atau bila anak merasa tertekan karena tuntutan orang tua yang terlalu tinggi dalam hal akademis, maka orang tua bisa segera membaharui pola asuhnya agar tidak terlalu memberatkan anak. Namun bila yang dipikirkan orang tua hanyalah ranking, tentu saja orang tua hanya akan lebih fokus perhatiannya pada bagaimana caranya agar anaknya mendapat nilai yang bagus.
Di zaman modern seperti sekarang ini, aspek sosial, emosional, dan life skill sangat dibutuhkan, mengingat banyak orang tua mengabaikan atau belum tau tentang hal ini. Tentu saja sekolah yang menitikberatkan aspek penilaian pada banyak aspek akan menjadi salah satu keistimewaan atau ciri khas dari sekolah tersebut. Pendidik di sekolah seperti ini biasanya juga akan fokus mengamati perkembangan anak secara psikologi. Sehingga hal ini menjadi salah satu kualitas yang baik, dimana anak juga akan dipacu untuk semakin cerdas secara emosional, sosial, dan “ketrampilan bertahan hidup” mereka dengan pendidikan dan pengajaran yang diberikan guru. (baca juga: “Ciri Anak Yang Memiliki Kecerdasan Emosi Tinggi dan Cara Mendidiknya“)
Prestasi anak melalui ranking kelas sangat identik dengan prestasi anak dalam hal kognitif. Padahal anak-anak masih memiliki kecerdasan lain yang perlu dikembangkan, salah satunya adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi sangat mempengaruhi karakter anak. Maka karakter anak perlu distimulasi dengan banyak cara. Salah satunya dengan media dongeng. Berikut ini adalah dongeng-dongeng yang bisa Anda pakai untuk mengembangkan karakter anak.
Silakan download aplikasi dongeng ini dengan meng-klik judul-judul dongeng di bawah ini:
1. Cerita Anak, Mila Si Pelupa2. Cerita Anak, Monyet dan Ayam3. Cerita Anak, Persahabatan Angsasumber gambaR: sekolahpriangan.files.wordpress.com
Penulis: Kak Zepe
Saya adalah salah satu penulis di portal ini, seorang praktisi pendidikan dan pencipta lagu anak. Salam cinta pendidikan... Salam cinta lagu anak... Lihat semua artikel yang ditulis Kak Zepe