Cara anak belajar

Cara Anak Belajar Pada Usia Dini, Moms Wajib Tahu

Sabtu, 28 Maret 2020 14:00 WIB | dibaca : 216 | dibagikan :

Setelah bayi dilahirkan, hubungan antara anak dan orang dewasa merupakan penentu penting dari sebuah pengembangan dan pembelajaran. Pada waktu yang sama, anak akan belajar dan membangun tentang lingkungan yang ada di sekitar mereka. Cara anak belajar pun beragam, moms wajib mendampinginya ya.

Dengan begitu, anak akan belajar mengatur pemahaman mereka tentang kegiatan yang akan mereka lakukan dengan teman sebaya mereka. Pengajaran anak, harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Tidak hanya guru yang menuntun anak didiknya, tetapi pemahaman untuk belajar pun, juga terbentuk karena keaktifan anak-anak. Apakah dengan tuntunan dari guru sebagai orang dewasa, dapat memberikan pengalaman belajar sesuai dengan tahapan perkembangannya?

Peranan Guru sebagai Pembelajar

  • Guru sebagai pendidik. Guru merupakan seorang panutan bagi anak didiknya, maka dia harus tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Dalam memberikan pembelajaran, instruksi yang diberikan harus jelas. Ketika memberikan pembelajaran, guru harus mempunyai standar kualitas tertentu. Yang guru harus melakukan : menganalisa, mendefinisikan, bertanya, merespon, mendengarkan, memberikan beberapa pendapat, memfasilitasi media sebagai sumber belajar, dan menyesuaikan metode pembelajaran.
  • Guru sebagai Inovator. Guru memberikan pengalamannya sebagai pembelajar, bagi anak didiknya. Seorang anak didik yang memasuki tahapan pendidikan, maka secara pengetahuan akan lebih maju, dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan. Maka sebagai guru,harus dapat memberikan inovasi bagi mereka, tentang pengalamannya sebagai guru. Pada saat memotivasi, guru harus memiliki pribadi yang terdidik.
  • Guru sebagai peneliti. Dalam pembelajarannya, pelaksanaan kegiatan memerlukan seorang peneliti, untuk meneliti lingkungan sekolah, terutama lingkungan kelas. Ketika guru merasa ada kekurangan pada anak didiknya, maka guru harus mencari tahu bagaimana meningkatkan kemampuan anak didiknya, supaya tidak tertinggal dengan teman yang lainnya.
  • Guru sebagai perencana. Guru harus dapat merencanakan sebuah kurikulum secara menyeluruh, sehingga tujuan perkembangan anak terpenuhi. Seperti agama dan moral, psikomotorik, sosial emosional, kognitif, bahasa, dan seni.
  • Guru sebagai evaluator. Evaluasi atau penilaian yang diberikan pada anak,harus sesuai dengan aturan yang jelas. Dalam penilaiannya akan melibatkan alasan dan latar belakang anak didik. Maka ketika melakukan penilaian,guru memerlukan : persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaiannya pun harus adil dan objektif.
Baca Juga:   Kreasi Membuat Bentuk Hewan "Kambing" Dengan Piring Kertas
Cara anak belajar
People photo created by bearfotos – www.freepik.com

Cara Anak Belajar

Memberikan pembelajaran pada anak usia dini, membutuhkan sebuah pendekatan khusus. Karena anak suka dengan bermain, maka pendekatan dalam pembelajaran pun dengan pendekatan bermain. Mereka akan menemukan hal-hal baru, pengalaman atau keahlian baru, dan mengetahui kapan keahlian yang dimilikinya harus digunakan. Ada beberapa prinsip pembelajaran anak usia dini, yaitu :

  • Pembelajar aktif. Ketika mereka bermain, berdiskusi, dan berbicara dengan teman sebaya mereka, maka anak akan mengamati,mencari, mendiskusikan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dari hal yang mereka dapatkan ketika bersama. Karena dengan begitu, anak akan saling bertukar pengetahuan dan pengalaman.
  • Belajar melalui panca indra. Montesori yakin bahwa, ketika anak mengamati sesuatu,maka mereka akan menggunakan panca indera,untuk mengolah informasi yang masuk ke dalam otaknya. Karena indra penglihatan, penciuman, perasa, pendengar dan peraba, merupakan gerbang dari masuknya sebuah pengetahuan yang ada di sekitar mereka.
  • Belajar secara mandiri. Anak akan mempelajari berbagai informasi, yang dia dapatkan setelah lahir. Seperti ketika dia merasa lapar, bayi akan menangis, dan dengan cara tersebut bayi akan mendapatkan susu. Anak  akan belajar dari pengalaman yang dia dapatkan, pengetahuan yang ada di sekitar lingkungannya.
  • Belajar dari benda nyata. Anak akan belajar secara konkret, tentang sesuatu hal yang sedang dia alami. Seperti ketika akan turun hujan, maka awan akan menjadi mendung. Jadi dia berkesimpulan ketika awan mendung atau menghitam, maka itu adalah tanda dari awal datangnya hujan. Anak akan lebih mudah belajar dari hal yang dia alami, daripada belajar hanya membayangkan saja.

 

Sumber referensi :


Unknown app
Unknown app
Developer:
Price: Free

Tagged:

Penulis: Hanifah Prandita

Pegiat pendidikan, concern pada dunia PAUD, hobby membaca dan menulis. Content Manager di Educa Group sekaligus penulis di Dunia Belajar Anak.