Bencana alam bisa saja terjadi sewaktu-waktu entah dimana kita berada. Seperti yang terjadi baru-baru ini, seperti yang telah dikutip oleh CNN Indonesia. Pada hari selasa ( 10/03 ) pukul 17.18 WIB, telah terjadi gempa bumi di wilayah Sukabumi. Dengan magnitudo (M) 4.9 yang membuat setidaknya 173 warga mengungsi, 3 orang terluka dan 202 rumah mengalami kerusakan. Tentu saja hal yang harus diperhatikan adalah cara mengatasi trauma anak pasca bencana alam.
Jika seseorang kerap merasakan atau berada dalam musibah bencana alam. Maka seseorang itu cenderung mengalami perubahan pola pikir dan perilakunya. Sehingga mengakibatkan munculnya trauma pasca bencana alam. Dan dapat menimbulkan berbagai macam gejala, seperti keringat dingin, meningkatnya detak jantung, susah untuk berkonsentrasi, dan mengakibatkan pada pola tidur yang sebelumnya normal terutama pada anak.
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasi Trauma Anak Pasca Bencana Alam?
Dengan terjadinya bencana alam tak hanya memunculkan kesedihan yang mendalam bagi yang mengalaminya. Bahkan pada anak yang mengalaminya, kemungkinan akan mengalami trauma pasca bencana alam. Pada anak ada beberapa reaksi yang muncul ketika mereka mengalami trauma terhadap kejadian yang berlangsung. Anak akan lebih sering menangis ketakutan setelah bencana terjadi karena rasa cemas yang dirasakan. Bahkan gangguan tidur akan dialaminya sehingga anak akan lebih sensitif terhadap gangguan dari luar seperti suara ribut, getaran kecil, dan stimulus lainnya yang memicu rasa trauma pada anak. Berikut adalah beberapa cara upaya untuk mengatasi rasa trauma pada anak pasca bencana alam.
1. Beritahukan Apa Yang Sebenarnya Terjadi
Sebaiknya orang tua atau pun relawan yang berada di tempat pasca bencana alam, beritahukan kepada mereka apa yang sedang mereka alami. Beritahukan kepada anak tanpa penjelasan detail yang tidak perlu, karena akan menimbulkan imajinasi anak yang terlalu berlebihan sehingga akan membuat anak semakin ketakutan.
2. Yakinkan Kepada Anak Bahwa Dia Aman
Dalam situasi ini orang tua memiliki perang yang sangat penting. Untuk meyakinkan anaknya bahwa meraka akan baik-baik saja. Dengan begitu anak akan merasa lebih aman dan juga aman.
3. Jaga Komunikasi
Menjaga komunikasi agar tetap berjalan adalah hal yang sangat penting kepada anak pasca mengalami bencana alam. Orang tua perlu mengajukan pertanyaan atas apa yang sedang dirasakannya. Jelaskan bahwa kejadian tersebut sama halnya dirasakan oleh orang dewasa guna anak merasa sedikit tenang dan tidak tertekan.
4. Tutup Akses Media
Cara mengatasi trauma pasca bencana alam pada anak. Sebaiknya tutup rapat akses dari segala media mulai dari berita online maupun televisi. Karena semakin anak sering melihat keadaan pasca bencana yang dialaminya maka pikiran dan kondisi psikologinya akan semakin terguncang.
5.Ajak Anak Beraktivitas
Dorong anak untuk melakukan aktivitas beragam, seperti bermain bersama temannya atau kegiatan yang disukainya. Anak-anak cenderung lebih mudah untuk menghilangkan rasa trauma yang dialaminya daripada orang dewasa. Dan pastikan tetap perhatikan aktivitas yang dilakukannya, agar anak merasakan bahwa ia akan tetap aman dalam pengawasan orang tuanya. Namun, pastikan jangan pernah memaksakan anak beraktivitas beri waktu juga untuk anak menyesuaikan dirinya.
6. Peka Akan Gejala Stres Pada Anak
Pada beberapa anak akan mengalami gejala trauma yang berbeda-beda. Bahkan ada yang mengalami reaksi yang berlebihan, seperti susah tidur, hilangnya nafsu makan, menangis terus menerus, takut untuk tidur sendiri, mimpi buruk bahkan mengasingkan diri dari kerumunan dan orang lain. Jika anak mengalami hal tersebut, sebaiknya orang tua selalu menemani anaknya agar anak merasa aman.
7. Luangkan Waktu Bersama
Setelah bencana alam terlewati dan masalah terselesaikan. Sebaiknya orang tua luangkan waktu sebaik mungkin bersama anak. Orang tua bisa ajak anak untuk berekreasi atau melakukan kegiatan yang disukai anak. Dengan begitu anak akan ceria kembali dan bahagia, dan memudahkan orang tua untuk mengatasi trauma pada anak pasca bencana alam.
Sumber referensi :