Pada masa keemasan anak usia dini, atau biasa disebut The Golden Years, merupakan masa penting untuk menstimulasi tumbuh kembang anak. Aspek perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus, telah terlatih sejak bayi. Berbagai macam manfaat menstimulasi motorik anak akan berpengaruh pada perkembangan motoriknya.
Perkembangan Motorik anak adalah suatu proses tumbuh kembang anak, yang melibatkan otot-otot pada tubuh anak, dan mempengaruhi tumbuh kembang gerak anak. Motorik anak dapat diketahui perkembangannya, dari bertambahnya gerakan baru yang dia lakukan.
Hurlock dalam Endang Rini Sukamti (2007:15), menyatakan bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf,urat saraf, dan otot terkoordinasi.
Menurut Depdiknas (2007:7), Gerakan motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil. Maka dari itu, gerakan halus tidak membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian.
Manfaat Menstimulasi Motorik Anak Usia Dini
Motorik Kasar
Aspek perkembangan motorik kasar adalah suatu kemampuan dalam pergerakan tubuh, yang melibatkan otot-otot besar, sehingga membutuhkan tenaga yang lumayan besar. Banyak manfaat yang di dapat, ketika kita menstimulasi perkembangan anak. Dapat melatih anak untuk dudu tegap, berdiri tanpa harus berpegangan tangan, dapat berdiri tegak, hingga mampu berjalan tanpa terjatuh.
Jika anak sudah memasuki masa sekolah, ketika dia disuruh duduk dengan postur kuat di kursi, supaya dia fokus untuk belajar, kalau kemampuan untuk duduknya belum stabil,maka dia tidak akan dapat fokus ke hal yang lainnya.
Maka dengan menstimulasi kemampuan motorik kasar anak, dapat membuat anak lebih percaya diri dan nyaman bergerak. dapat berjalan, berlari, jongkok dan lain sebagainya, karena kemampuan motorik kasarnya dapat terstimulasi yang baik.
Motorik Halus
Menurut Depdiknas (2007:7), Gerakan motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil. Maka dari itu, gerakan halus tidak membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian.
“Kemampuan Motorik halus anak akan mendukung kemampuan menulis dengan cara memegang (alat tulis),” ujar Dr Deborah Weber, Ph.D, Direktur EarlyChildhood Development Research di Fisher-Price USA.
Menurut Deborah, kemampuan motorik halus anak dapat dilatih sejak usia 3 bulan. Jika anak sudah memasuki masa MPASI, boleh diberikan makanan dalam bentuk kecil. Makanan tersebut harus dapat di genggam dan mudah lumat, sehingga anak dapat memasukkannya sendiri ke dalam mulut. Dengan begitu, koordinasi tangan dan jari-jari anak dapat terlatih untuk menggenggam dan memegang benda lainnya.
Stimulasi Anak Usia Dini
Stimulasi anak dengan cara bermain, maka tanpa disadari, kemampuan motorik anak akan terlatih.Jangan memaksakan anak untuk langsung bisa merangkak, jika belum melalui tahap sebelumnya. Perkembangan motorik setiap anak berbeda-beda, begitu juga sesuai dengan umur dan pertumbuhan fisik anak. Berikut beberapa cara menstimulasi perkembangan motorik anak.
- Teether adalah sebuah mainan anak untuk mengatasi gatal pada gusi bayi yang akan ditumbuhi gigi. Tapi juga dapat melatih motorik anak ketika memegang dan menggenggamnya.
- Menyusun balok. Mintalah anak untuk menyusun balok sampai tersusun menjadi sebuah bangunan yang dia inginkan.
- Rattle. Merupakan sebuah mainan yang akan berbunyi jika digoyang atau diguncangkan. Dengan begitu, anak akan dapat melatih motoriknya. Selain itu, mainan ini dapat melatih kognitif anak, tentang sebab akibat, setiap mainan digoyangka, maka akan menghasilkan bunyi.
- Menyusuri trotoar. Ajaklah anak menyusuri pinggiran trotoar di sekitar rumah,yang jarang dilewati motor. Anda dapat mengajari dia, seolah-olah sedang meniti trotoar tersebut dan awasi selalu anak-anak anda.
- Memasukkan bola ke dalam keranjang. Persiapkan bola dan keranjang, lalu mintalah anak untuk memasukkan bola tersebut ke dalam keranjang dengan jarak tertentu. Jika tidak ada keranjang, maka gunakan kardus bekas. Sesuaikan ukuran bola, dengan keranjangnya.
Sumber referensi :