Perkembangan teknologi begitu pesat. Keahlian anak-anak dalam menguasai teknologi pun kian pesat. Perkembangan teknologi ini membawa dampak positif. Sistem pembelajaran di sekolah menjadi lebih menarik dengan hadirnya animasi yang edukatif, software-software baru bermunculan sehingga memudahkan anak untuk membuat karya kreatif, informasi dapat sampai ke masyarakat dengan lebih cepat, dan masih banyak lagi dampak positif lainnya. Dibalik semua itu, tentu saja ada pula dampak negatifnya. Bagaimana sikap orang tua agar anak-anak tetap survive di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat ini?
- Ajak anak bersosialisasi
Perkembangan teknologi membawa dampak negatif dalam hal kehidupan sosial anak. Banyak anak-anak menjadi pribadi yang “anti sosial”. Mereka terlalu cuek dengan lingkungan sekitar. Padahal di masa depan mereka, mereka harus menghadapi banyak orang dengan aneka pribadi. Sebagai orang tua, anda harus bisa mengarahkan anak agar memiliki pribadi yang “pro sosial”, artinya anak-anak harus memiliki ketrampilan dalam bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Agar anak memiliki ketrampilan ini, orang tua bisa melatih anak dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengajak anak berjalan-jalan keliling kampung atau komplek perumahan. Bila mendapatkan undangan arisan, pernikahan, dan acara-acara lainnya, orang tua bisa mengajak anak. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa berhadapan dengan orang baru dan tentu saja dengan pribadi yang unik.
- Mengajarkan empati
Dampak lain dari perkembangan teknologi adalah membuat anak memiliki pribadi yang egois dan sombong. Bisa memiliki ribuan followers pada akun “twitter” saja, anak-anak sudah merasa punya banyak teman. Padahal persahabatan di dunia nyata sangat berbeda dengan persahabatan di dunia maya. Persahabatan perlu dipupuk dengan cara saling memberi salam, bersilaturahmi, saling mengunjungi bila mendapatkan undangan, dan lainnya. Agar anak memiliki rasa empati, orang tua bisa mengajak anak untuk mengunjungi nenek atau saudara, mengunjungi panti sosial, dan acara lainnya. Orang tua juga perlu mengajarkan anak tentang pentingnya memberi salam bila bertemu dengan orang lain, perlunya membantu orang yang kesusahan, pentingnya hidup rukun di tengah perbedaan, dan lainnya. (baca juga: Tips Mengajarkan Empati Kepada Anak Usia Dini )
- Mengajarkan kecintaan pada alam ciptaan Tuhan
Tuhan menciptakan alam yang indah ini untuk dijaga dan dilestarikan. Bila manusia bisa merawatnya dengan baik, maka alam tidak akan rusak. Tidak akan ada makhluk hidup yang akan mengalami kepunahan. Karena di era teknologi yang kian modern ini banyak perusakan-perusakan terjadi, misalnya penebangan hutan secara liar, pembakaran hutan, penambangan pasir secara liar, dan lainnya. Anak-anak perlu diajarkan tentang kecintaan pada alam sejak dini. Misalnya dengan cara mengajak mereka melakukan aktivitas berkebun, berlibur mengunjungi desa wisata atau wisata alam, merawat hewan peliharaan dengan baik, dan lainnya. Bila sejak kecil anak-anak sudah belajar tentang kecintaan pada alam dan makhluk hidup, maka anak pun akan semakin memiliki kecintaan pada alam yang baik. Ada beberapa aktivitas menarik yang bisa membuat anak cinta pada alam.
- Mengajarkan indahnya gaya hidup hemat
Banyak anak-anak yang sering meminta dibelikan HP atau smartphone model yang terbaru. Padahal HP yang lama belum rusak. Hanya saja HP yang lama sudah terlihat “jadul”. Banyak anak-anak malu karena memiliki HP “jadul”, sehingga meminta HP yang model terbaru. Agar anak tidak memiliki pribadi yang konsumtif, orang tua perlu mengajarkan sifat selalu bersyukur dan tidak mudah merasa malu bila memiliki barang yang “jadul”. Agar anak-anak memiliki sifat “anti malu” ini memang tidak mudah. Orang tua pun perlu memberikan contoh agar tidak selalu berganti HP lama dengan HP yang baru dan lebih canggih. Bagaimana pun apa yang orang tua lakukan, biasanya akan mempengaruhi perilaku anak. Jadi berikanlah contoh pada anak agar anak memiliki pribadi yang selalu bersyukur dan tidak mudah ikut-ikut atau tidak mudah merasa malu memiliki baran yang bukan model terbaru.
- Mengajarkan pendidikan karakter
Perkembangan teknologi tidak hanya mempengaruhi pola pikir anak, namun juga orang tua. Banyak orang tua yang menganggap bahwa pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang penting. Sehingga banyak orang tua terlihat cuek pada anaknya dan enggan mengajarkan pendidikan karakter atau moral kepada anak. Anak-anak terlalu dibiarkan bertumbuh sendiri, dengan alasan anak-anak perlu belajar tentang kemandirian atau karena terlalu mempercayakan urusan pendidikan kepada pihak sekolah. Padahal, di tengah kehidupan bermasyarakat, anak-anak perlu belajar tentang pentingnya bermusyawarah dalam memyelesaikan suatu masalah, bersikap hormat dan sopan kepada orang yang lebih tua, membuang sampah di tempat sampah, dan nilai-nilai pendidikan karakter lainnya. Agar anak-anak memiliki karakter yang baik, orang tua peru mengajarkannya pendidikan karakter secara intens dan dengan media yang menarik. Misalnya dengan cara mendongeng, menonton TV edukatif, mendengarkan lagu anak bertemakan pendidikan karakter, dan lainnya. Di Google Playstore, Anda juga bisa mendapatkan banyak konten anak-anak yang menarik dalam bentuk game.
Silakan download GRATIS pula aneka dongeng dan lagu anak produksi Educa Studio, dengan klik judul-judul di bawah ini:
– Lagu Anak Tematik TK dan PAUD – LENGKAP
– Cerita Anak, Mila Si Pelupa– Cerita Anak, Monyet dan Ayam
Penulis: Kak Zepe
Saya adalah salah satu penulis di portal ini, seorang praktisi pendidikan dan pencipta lagu anak. Salam cinta pendidikan... Salam cinta lagu anak... Lihat semua artikel yang ditulis Kak Zepe