Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak peninggalan sejarahnya. Tidak hanya tempat wisata dengan pemandangan indah saja yang banyak tersebar di seluruh pelosok negeri. Indonesia juga memiliki beragam situs sejarah yang masih terjaga hingga sekarang. Mulai dari tempat wisata pra sejarah hingga tempat wisata etnik yang menarik sekali untuk dikunjungi yang anda bisa temui di berbagai tempat di Indonesia. Salah satunya adalah peninggalan Situs Bersejarah Batu Berak. Apakah anda pernah mendengar tentang situs bersejarah ini ? Bagi yang masih asing dengan situs ini, duniabelajaranak.id kini akan membahas tentang situs megalatik batu berak. Yuk di simak !
Mengenal Situs Megalatik Batu Berak
Situs Megalatik Batu Berak merupakan satu diantara cagar budaya yang dilindung di Indonesia. Tepatnya berada di jl. Lebuay kecamatan Kebun Tebu, Purawiwitan, Wonosobo, Kabupaten Lampung Barat, Lampung 34871. Dengan jarak 116 km dari Bandar Lampung.
Situs Megalatik Batu Berak pertama kali ditemukan oleh rombongan Transmigrasi BRN ( Badan Rekontruksi Nasional ) dari Subang, Jawa Barat yang berjumlah 70 KK ( Kepala Keluarga ) pada tahun 1951 yang dipimpin oleh Ama Raden Poeradirja. Kemudian di tahun 1980 barulah penelitian dimulai oleh seorang arkeolog asal Jakarta bernama Prof.Dr. Aris Soekandar. Yang kini Situs tersebut berada dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, yang bekerja sama dengan Badan Suaka Purbakala Banten.
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Situs Megalatik Batu Berak atau yang biasa disebut masyarakat sekitar dengan “Situs Kebon Tebu”. Merupakan warisan budaya masa prasejaraah, yang memiliki nilai kebanggaan nasional yang dapat diwariskan kepada generasi muda Indonesia. Untuk arti nama dari Situs ini diambil dari bahasa Lampung sekitar. Dalam bahasa Lampung sekitar Berak artinya adalah ” Sejajar “, jadi Batu Berak dapat diartikan sebagai ” Batu Sejajar “.
Dari hasil penelitian Situs ini merupakan situs pemukiman ( settlemen ), tempat pemujaan ( ceremonial place ), dan tempat penguburan ( burial place ). Untuk bangunan-bangunan monument tradisi megalatik disusun berton-ton beratnya. Dimana peninggalan tersebut terdiri dari Dolmen ( meja batu tempat meletakkan sesaji ), Menhir ( batu tunggal yang biasanya berukuran besar ), Batu Datar, Manik-manik Kaca dan Batu, Keramik lokal dan asing, Batu Umpak ( batu yang dijadikan alas tiang ), serta Batu Lumpang ( merupakan wadah berbentuk bejana yang terbuat dari batu ). Yang dibangun pada suatu bukit kecil yang di kelilingi oleh sungai kecil, sawah dan empang yang area situs ini diperkirakan berukuran 3 hektare.
Situs Megalati Batu Berak ini melalui pemugaran selama empat tahap, yang dimulai pada tahun 1984 – 1989. Pada tahun 1989, komplek Situs ini mulai dibuka untuk umum baik untuk wisata maupun untuk keperluan penelitian. Dimana situs tersebut tidak jarang didatangi para warga lokal maupun luar desa. Situs ini juga memberikan suatu daya tarik tersendiri, dimana penempatan batu yang unik yang sedikit bersifat mistis tetapi mempunyai nilai seni yang tinggi. Sehingga membuat situs ini menjadi tempat yang ramai didatangi warga bila liburan tiba ataupun hari-hari libur biasa. Banyak juga pengunjung yang berdatangan dari dalam maupun luar desa, yang selalu tidak lupa mengabadikan kedatangan mereka dengan berfoto di dalam maupun luar komplek situs itu.
Sumber referensi :